Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pola Makan Sehat Yang Diajarkan Rasulullah - Hidup Dijamin Sehat!


Source : unsplash.com

Kiky Style -Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (al-Ahzab [33]: 21).

Dalam berbagai aktivitas dan pola kehidupan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam memang sudah dirancang oleh Allah subhaanahu wa ta’ala sebagai contoh teladan yang baik (uswah hasanah) bagi semua manusia. Teladan ini mencakup berbagai aspek kehidupan termasuk dalam hal pola makan yang bermuara pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Kesehatan merupakan aset kekayaan yang tak ternilai harganya. Ketika nikmat kesehatan dicabut oleh Allah subhaanahu wa ta’ala, maka manusia rela mencari pengobatan dengan biaya yang mahal bahkan ke tempat yang jauh sekalipun. Sayangnya, hanya sedikit orang yang penduli dan memelihara nikmat kesehatan yang Allah subhaanahu wa ta’ala telah anugerahkan sebelum dicabut kembali oleh-Nya.

Karena Allah telah menegaskan kepada kita bahwa Beliau (Rasulullah) adalah teladan, inilah teladan yg bisa kita ikut bagaimana pola makan Rasulullah Sallallahu A’laihi Wasallam agar Sehat dan berberkah dan mendapatkan amal.

Asupan awal kedalam tubuh Rasulullah adalah udara segar pada waktu subuh. Beliau bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Para pakar kesehatan menyatakan, udara sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain, sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi metabolisme tubuh. Hal itu sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian penuh.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda :

Dua nikmat yang sering kali manusia tertipu oleh keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang”. (HR. Bukhari no. 6412).

Dalam hadist lain disebutkan Rasulullah shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda,

Nikmat yang pertama kali ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak adalah ketika dikatakan kepadanya, “Bukankah Aku telah menyehatkan badanmu serta memberimu minum dengan air yang menyegarkan?” (HR. Tirmidzi: 3358. dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani).

Menurut Indra Kusumah SKL, S.Psi dalam bukunya “Panduan Diet ala Rasulullah”, kesehatan sering dilupakan, padahal ia seakan-akan bisa diumpamakan sebagai mahkota indah di atas kepala orang-orang sehat yang tidak bisa dilihat kecuali oleh orang-orang yang sakit.

Sepintas masalah makan ini tampak sederhana, namun ternyata dengan pola makan yang dicontohkan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Beliau terbukti memiliki tubuh yang sehat, kuat dan bugar.

Ketika Kaisar romawi mengirimkan bantuan dokter ke Madinah, ternyata selama setahun dokter tersebut kesulitan menemukan orang yang sakit. Dokter tersebut bertanya kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tentang rahasia kaum muslimin yang sangat jarang mengalami sakit.

Seumur hidupnya, Rasulullah hanya pernah mengalami sakit dua kali sakit. Pertama, ketika diracun oleh seorang wanita Yahudi yang menghidangkan makanan kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam di Madinah. Kedua, ketika menjelang wafatnya.

Pola makan seringkali dikaitkan dengan pengobatan karena makanan merupakan penentu proses metabolisme pada tubuh kita. Pakar kesehatan selama ini mengenal dua bentuk pengobatan yaitu pengobatan sebelum terjangkit penyakit atau preventif (ath thib Al wiqo’i) dan pengobatan setelah terjangkit penyakit (at thib al’ilaji).

Dengan mencontoh pola makan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, kita sebenarnya sedang menjalani terapi pencegahan penyakit dengan makanan (attadawi bil ghidza). Hal itu jauh lebih baik dan murah daripada harus berhubungan dengan obat-obat kimia senyawa sintetik yang hakikatnya adalah racun, berbeda dengan pengobatan alamiah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam melalui makanan dengan senyawa kimia organik.

Beberapa gambaran pola hidup sehat Rasulullah berdasarkan berbagai riwayat yang bisa dipercaya, sebagai berikut:

1.    Di pagi hari, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi. Organ tubuh tersebut merupakan organ yang sangat berperan dalam konsumsi makanan. Apabila mulut dan gigi sakit, maka biasanya proses konsumsi makanan menjadi terganggu.

2.    Di pagi hari pula Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam membuka menu sarapannya dengan segelas air dingin yang dicampur dengan sesendok madu asli. Khasiatnya luar biasa. Dalam Al Qur’an, madu merupakan syifaa (obat) yang diungkapkan dengan isim nakiroh menunjukkan arti umum dan menyeluruh. Pada dasarnya, bisa menjadi obat berbagai penyakit. Ditinjau dari ilmu kesehatan, madu berfungsi untuk membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus dan menyembuhkan sembelit, wasir dan peradangan.

3.    Masuk waktu dhuha (pagi menjelang siang), Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam senantiasa mengonsumsi tujuh butir kurma ajwa’ (matang). Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda, “Barang siapa yang makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi dari racun”.

Hal itu terbuki ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah pada sebuah percobaan pembunuhan di perang khaibar. Racun yang tertelan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam kemudian dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma. Salah seorang sahabat, Bisyir ibu al Barra’ yang ikut makan tersebut akhirnya meninggal, tetapi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam selamat dari racun tersebut.

4.    Menjelang sore hari, menu Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak zaitun. Selain itu, Rasulullah juga mengonsumi makanan pokok seperti roti. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya mencegah lemah tulang, kepikunan di hari tua, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol dan melancarkan pencernaan. Roti yang dicampur cuka dan minyak zaitun juga berfungsi untuk mencegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim dingin.

Keluarga Nabi shallallahu’alaihi wa sallam tidak pernah makan roti sya’ir sampai kenyang dua hari berturut-turut hingga Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam wafat.” (Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dan diriwayatkan pula oleh Muhammad bin Basyar, keduanya menerima dari Muhammad bin Ja’far, dari Syu’bah, dari Ishaq, dari Abdurrahman bin Yazid, dari al Aswad bin Yazid, yang bersumber dari `Aisyah radhiallahu ‘anha.)

Sya’ir,khintah dan bur, semuanya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan “gandum” sedangkan sya’ir merupakan gandum yang paling rendah mutunya. Kadang kala ia dijadikan makanan ternak, namun dapat pula dihaluskan untuk makanan manusia. Roti yang terbuat dari sya’ir kurang baik mutunya sya’ir lebih dekat kepada jelai daripada gandum.

“Sesungguhnya Rasulullah bersabda: “Saus yang paling enak adalah cuka.”

Abdullah bin `Abdurrahman berkata : “Saus yang paling enak adalah cuka.”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Shal bin `Askar dan `Abdullah bin`Abdurrahman,keduanya menerima dari Yahya bin Hasan,dari Sulaiman bin Hilal, Hisyam bin Urwah, dari bapaknya yang bersumber dari `Aisyah radhiallahu ‘anha.)

“Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam wafat.”  bersabda : “Makanlah minyak zaitun dan berminyaklah dengannya. Sesungguhnya ia berasal dari pohon yang diberkahi.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Ahmad az Zubair, dan diriwayatkan pula oleh Abu Nu’aim, keduanya menerima dari Sufyan, dari ` Abdullah bin `Isa, dari seorang laki-laki ahli syam yang bernama Atha’, yang bersumber dari Abi Usaid radhiallahu ‘anhu.)

5.    Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur-sayuran. Beberapa riwayat mengatakan, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam selalu mengonsumsi sana al makki dan sanut. Menurut Prof. Dr. Musthofa, di Mesir deudanya mirip dengan sabbath dan ba’dunis. Mungkin istilahnya cukup asing bagi orang di luar Arab, tapi dia menjelaskan, intinya adalah sayur-sayuran. Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari serangan penyakit.

6.    Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak langsung tidur setelah makan malam. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna. Caranya juga bisa dengan shalat.

7.    Disamping menu wajib di atas, ada beberapa makanan yang disukai Rasulullah tetapi tidak rutin mengonsumsinya. Diantaranya, tsarid yaitu campuran antara roti dan daging dengan kuah air masak. Beliau juga senang makan buah yaqthin atau labu air, yang terbukti bisa mencegah penyakit gula. Kemudian, beliau juga senang makan buah anggur dan hilbah (susu).

Nabi shallallahu’alaihi wa sallam memakan qitsa dengan kurma (yang baru masak).”(Diriwayatkan oleh Isma’il bin Musa al Farazi, dari Ibrahim bin Sa’id, dari ayahnya yang bersumber dari `Abdullah bin Ja’far radhiallahu ‘anhu.)

Qitsa adalah sejenis buah-buahan yang mirip mentimun tetapi ukurannya lebih besar (Hirbis) “Sesungguhnya Nabi shallallahu’alaihi wa sallam memakan semangka dengan kurma (yang baru masak)”(Diriwayatkan oleh Ubadah bin `Abdullah al Khaza’i al Bashri, dari Mu’awiyah bin Hisyam,dari Sufyan, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah radhiallahu ‘anha.)

8.    Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sering menyempatkan diri untuk berolahraga. Terkadang beliau berolahraga sambil bermain dengan anak-anak dan cucu-cucunya. Pernah pula Rasulullah lomba lari dengan istri tercintanya, Aisyah radiyallahu’anha.

9.    Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak menganjurkan umatnya untuk begadang. Hal itu yang melatari, beliau tidak menyukai berbincang-bincang dan makan sesudah waktu isya. Biasanya beliau tidur lebih awal supaya bisa bangun lebih pagi. Istirahat yang cukup dibutuhkan oleh tubuh karena tidur termasuk hak tubuh.

10. Pola makan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ternyata sangat cocok dengan irama biologi berupa siklus pencernaan tubuh manusia yang oleh pakar kesehatan disebut circadian rhytme (irama biologis).

Fakta-fakta di atas menunjukkan pola makan Rasulullah ternyata sangat cocok dengan irama biologi berupa siklus pencernaan tubuh manusia yang oleh pakar kesehatan disebut circadian rhytme (irama biologis). Inilah yang disebut dengan siklus alami tubuh yang menjadi dasar penerapan Food Combining (FC).

Baca Juga: Tips Memilih Jasa Perawat Home Care Terbaik Di Indonesia

FC — atau kita kenal dengan istilah “food combining” — adalah pola makan yang diselaraskan dengan ritme sirkardian (mekanisme alamiah tubuh manusia). Metode ini tidaklah membatasi jenis makanan tertentu, namun mengatur kombinasi makanan sehingga sesuai dengan kemampuan dan siklus pencernaan tubuh. Dengan menerapkan metode ini diharapkan beban pencernaan akan lebih ringan, tubuh dapat menyerap nutrisi secara sempurna, racun dapat dikeluarkan dari tubuh, dan sisa energi untuk pencernaan dapat disalurkan bagi perbaikan organ tubuh lainnya.

Dalam pola makan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita mengenal istilah “food balancing” (menyeimbangkan sifat yang berlebih dari suatu makanan dengan lawannya). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak membatasi diri pada suatu makanan sehingga tidak makan selainnya. Ini artinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyantap berbagai varian makanan secara berimbang. Makanan yang dibatasi pada satu atau jenis makanan tertentu tidak baik dari sisi keseimbangan tubuh, yang dapat mengakibatkan tubuh kehilangan keseimbangan sehingga berujung pada rusaknya kesehatan. Jika salah satu makanan memerlukan penyeimbang (balancing) maka beliau akan makan penyeimbangnya (balancer), seperti panasnya kurma beliau seimbangkan dengan semangka atau mentimun yang bersifat dingin. (Imam Ibnul Qayim Al-Jauziyah dalam Zadul Ma’ad fi Hadyi Khayril ‘Ibad)

Beberapa faedah yang disebutkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Al-Qur’an dan as-sunnah:

1.    Buah utruj, semacam jeruk (citron)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَثَلُ المُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ الأُتْرُجَّةِ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ
Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an seperti limau, rasanya manis dan aromanya harum.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2.    Semangka (biththikh)

Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau makan semangka dengan kurma muda seraya bersabda,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” يَأْكُلُ الْبِطِّيخَ بِالرُّطَبِ فَيَقُولُ: نَكْسِرُ حَرَّ هَذَا بِبَرْدِ هَذَا، وَبَرْدَ هَذَا بِحَرِّ هَذَا
Kami memecah panasnya ini (kurma muda) dengan dinginnya ini (semangka) dan dinginnya ini (semangka) dengan panasnya ini (kurma muda).” (Sunan Abu Dawud; dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani)

3.    Mentimun (qitstsa)

Dari Abdullah bin Jafar,

رأيت النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يأكل القثاء بالرطب
“Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam makan mentimun dengan ruthab (kurma muda).”(HR.Bukhari dan Muslim)

4.    Ajwah (kurma ‘ajwa)

Dari Jabir dan Abu Said bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

العَجْوَةُ مِنَ الجَنَّةِ وَفِيهَا شِفَاءٌ مِنَ السُّمِّ، وَالكَمْأَةُ مِنَ المَنِّ وَمَاؤُهَا شِفَاءٌ لِلْعَيْنِ
Kurma ‘ajwah berasal dari surga, ia merupakan penangkal racun, daging buahnya manis, yang airnya merupakan obat mata.” (HR. An-Nasa’i dan Ibnu Majah)

5.    Tin

وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ
Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun.” (QS. At-Tin:1)

6.    Cuka (khall)

نِعْمَ الْإِدَامُ الْخَلُّ
Sebaik-baik lauk adalah cuka.” (HR. Muslim)

7.    Delima (rumman)

فِيهِمَا فَاكِهَةٌ وَنَخْلٌ وَرُمَّانٌ
Di dalam keduanya (ada macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima.” (QS. Ar-Rahman:68)

8.    Minyak zaitun

ائْتَدِمُوا بِالزَّيْتِ، وَادَّهِنُوا بِهِ، فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ
Berlauklah dengan minyak zaitun dan jadikanlah ia sebagai minyak oles, karena ia berasal dari pohon yan diberkahi.” (HR. Ibnu Majah)

9.    Jahe (zanjabil)

وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنْجَبِيلًا
Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.” (QS. Al-Insan:17)

10. Ikan (samak)

أُحِلَّتْ لَكُمْ مَيْتَتَانِ وَدَمَانِ، فَأَمَّا الْمَيْتَتَانِ، فَالْحُوتُ وَالْجَرَادُ، وَأَمَّا الدَّمَانِ، فَالْكَبِدُ وَالطِّحَالُ
Dihalalkan bagi kalian dua bangkai dan dua darah: ikan dan belalang, hati dan limpa.” (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah)

11. Pisang

وَطَلْحٍ مَنْضُودٍ
Dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya).” (QS. Al-Waqi’ah:29)

12. Anggur

Disebutkan bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah makan anggur dan semangka. Anggur disebutkan di enam tempat dalam kitabullah, di antaranya Al-Baqarah ayat 266.

أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ لَهُ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَأَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاءُ فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ

Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya.” (QS. Al-Baqarah:266)

13. Daging Kambing

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اتخذوا الغنم فإن فيها بركة
Peliharalah (manfaatkan) oleh kalian kambing kerana di dalamnya terdapat barakah” [HR. Ahmad, dishahihkan oleh syaikh Al-Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah 2/417]

Selain daging kambing, keberkahan juga ada pada susu dan kulitnya. Susunya bisa diminum serta kulitnya bisa dijadikan bahan kain atau pakaian. Ahli tafsir Al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan,

وجعل البركة في الغنم لما فيها من اللباس والطعام والشراب وكثرة الأولاد، فإنها تلد في العام ثلاث مرات إلى ما يتبعها من السكينة، وتحمل صاحبها عليه من خفض الجناح ولين الجانب
Allah telah menjadikan berkah pada kambing di mana kambing bisa dimanfaatkan untuk pakaian, makanan, minuman, banyaknya anak, karena kambing beranak tiga kali dalam setahun, sehingga memberikan ketenangan bagi pemiliknya. Kambing juga membuat pemiliknya rendah hati dan lembut terhadap orang lain”. [Al-Jami’ li Ahkaamil-Qur’an, 10/80, Darul Kutub Al-Mishriyah, Koiro, 1384 H, Asy Syamilah]

14. Sayur rebus (silqh)

Ummi Al-Mundzir berkata bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mampir ke rumahnya bersama Ali yang baru saja sembuh dari suatu penyakit. Maka mereka makan beberapa tandan kurma. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata kepada Ali, “Jangan, Ali! Engkau baru saja sembuh.” Ali berhenti makan. Kemudian Penulis membuatkan barli dengan silqh dan menghidangkannya kepada mereka. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Ali,

يَا عَلِيُّ أَصِبْ مِنْ هَذَا فَهُوَ أَنْفَعُ لَكَ
Wahai Ali, makanlah, karena ini lebih baik bagimu.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud)

15. Daging panggang (syawiyy)

Allah berfirman tentang kisah Nabi Ibrahim alaihis salam ketika menerima tamu,

فَمَا لَبِثَ أَنْ جَاءَ بِعِجْلٍ حَنِيذٍ
Dan ia (Ibrahim) bersegera melayani mereka dengan daging anak sapi yang dipanggang.” (QS. Hud:69)

Catatan penulis: masih terdapat beberapa makanan lainnya yang belum dicantumkan.

Antara kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan panduan dalam FC, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya mengonsumsi sesuatu yang pada umumnya ada di derahnya. Beliau tidak pernah bersusah payah mencari sesuatu yang tidak ada di daerahnya. Adapun FC menghimbau untuk mengonsumsi makanan lokal, karena semakin dekat dengan tempat panen, maka semakin baik pula kondisi sayur/buah.

Salah satu cara nabi menjaga kesehatannya yaitu dengan mengonsumsi buah-buahan. Karena buah-buahan akan menjadi obat apabila dikonsumsi dengan semestinya. Allah telah menyiapkan buah-buahan yang cocok untuk daerah masing-masing. Nabi biasa makan buah-buahan hasil panen negerinya pada musimnya dan beliau tidak berpantang. Adapun FC menghimbau untuk mengonsumsi makanan lokal, karena semakin dekat dengan tempat panen, maka semakin baik pula kondisi sayur/buah.

Termasuk kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah makan buah-buahan di negerinya yang sedang musim. Hal itu termasuk memelihara kesehatan karena Allah melimpahkan suatu jenis buah-buahan dalam jumlah yang besar supaya bisa dikonsumsi dan bermafaat untuk hamba-Nya. (Zadul Ma’ad)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyukai dan minum madu, tetapi tidak setiap hari. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mencampur susu dengan daging. Perkataan Ibnul Qayyim dalam Ath-Thibbun Nabawi, hlm. 228—229, “Barang siapa yang mencermati tentang makanan dan segala sesuatu yang dimakan oleh Rasulullah, pasti dia akan mendapati bahwa Rasulullah tidak pernah menggabungkan antara susu dengan ikan atau antara susu dengan makanan masam. Bila susu bertemu dengan yang masam akan menyebabkan penggumpalan, pemicu iritasi pencernaan.” Adapun dalam juklak (petunjuk pelaksanaan) FC, susu dan daging bukanlah kombinasi serasi.

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencampurkan makanan yang sulit dicerna dengan yang mudah dicerna. Dalam FC, makanan yang mudah dicerna adalah buah-buahan (30 menit). Buah-buahan tidak serasi jika dikonsumsi dengan makanan lainnya yang sulit dicerna, misalnya karbohidrat (yang membutuhkan lebih dari 2 jam untuk dicerna), protein hewani (3 jam dan bahkan bisa lebih dari itu).

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memakan makanan yang segardengan makanan yang diawetkan. Dalam FC pun demikian. Tidak memakan susu dengan telur. Dalam FC, keduanya memang bukan kombinasi serasi.

Tidak memakan daging susu. Dalam FC, keduanya memang bukan kombinasi serasi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak makan makanan yang dibusukkan dan digarami, misal: asaman, asinan, manisan (sejenis tape, manisan buah dll) karena makanan ini berbahaya dan elahirkan gangguan kesehatan atau merusak keseimbangan tubuh. Dalam FC, kedua jenis tersebut memang bukan kombinasi serasi.

Beberapa hal yang ditulis oleh Ibnu Mawasiah (Masuyah) dalam kitab Al-Mahadzir sangat baik untuk dinukil secara harfiah:

“Barang siapa memakan susu dengan jus buah sekaligus lalu terkena penyakit kusta atau encok, hendaklah ia menyalahkan dirinya sendiri.”

“Barang siapa yang memakan telur rebus dingin lalu terkena asma, hendaklah menyalahkan dirinya sendiri.”

“Jangan makan telur dan ikan asin bersamaan karena dapat menyebabkan mencret atau ambeien dan sakit gigi.”

“Terlalu banyak makan telur dapat menimbulkan gatal-gatal pada wajah.”

“Memakan yang asin-asin, ikan asin atau melakukan gurah sesudah mandi dapat menyebabkan panu dan eksim.”

Sehat bagi orang bertakwa lebih baik daripada kaya harta. Karena kata para ulama bahwa sehatnya jasad bisa menolong dalam beribadah. Jadi sehat sungguh nikmat yang luar biasa. Rajin bersyukurlah pada Allah tatkala diberi kesehatan walaupun mungkin harta pas-pasan. Rajin-rajinlah bersyukur dengan gemar lakukan ketaatan dan ibadah yang wajib, maka niscaya Allah akan beri kenikmatan yang lainnya. Syukurilah nikmat sehat sebelum datang sakit.

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ  ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ ، وَفِرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: waktu mudamu sebelum masa tuamu, waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu, waktu kayamu sebelum waktu fakirmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadrok, 4/341, dari Ibnu ‘Abbas. Hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim)

Selalulah menjaga kesehatan dengan tidak malas bekerja dan tidak terlalu banyak makan dan minum. Barang siapa yang ingin sehat, hendaklah ia mengatur makanannya dengan baik.

Referensi :     www.eramuslim.com
                        muslimah.or.id
                        rumaysho.com
                        almanhaj.or.id

2 komentar untuk "Pola Makan Sehat Yang Diajarkan Rasulullah - Hidup Dijamin Sehat!"