Pola Makan Sehat Yang Diajarkan Rasulullah - Hidup Dijamin Sehat!
Source : unsplash.com |
Kiky Style - “Sesungguhnya
telah ada dalam diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah”. (al-Ahzab [33]: 21).
Dalam
berbagai aktivitas dan pola kehidupan Rasulullah shallallahu’alaihi wa
sallam memang sudah dirancang oleh Allah subhaanahu wa ta’ala
sebagai contoh teladan yang baik (uswah hasanah) bagi semua manusia. Teladan
ini mencakup berbagai aspek kehidupan termasuk dalam hal pola makan yang bermuara
pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Kesehatan
merupakan aset kekayaan yang tak ternilai harganya. Ketika nikmat kesehatan
dicabut oleh Allah subhaanahu wa ta’ala, maka manusia rela mencari
pengobatan dengan biaya yang mahal bahkan ke tempat yang jauh sekalipun.
Sayangnya, hanya sedikit orang yang penduli dan memelihara nikmat kesehatan
yang Allah subhaanahu wa ta’ala telah anugerahkan sebelum dicabut
kembali oleh-Nya.
Karena
Allah telah menegaskan kepada kita bahwa Beliau (Rasulullah) adalah teladan,
inilah teladan yg bisa kita ikut bagaimana pola makan Rasulullah Sallallahu
A’laihi Wasallam agar Sehat dan berberkah dan mendapatkan amal.
Asupan
awal kedalam tubuh Rasulullah adalah udara segar pada waktu subuh. Beliau
bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Para pakar kesehatan
menyatakan, udara sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum
terkotori oleh zat-zat lain, sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi
metabolisme tubuh. Hal itu sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas
seseorang dalam aktivitasnya selama seharian penuh.
Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda :
“Dua
nikmat yang sering kali manusia tertipu oleh keduanya, yaitu kesehatan dan
waktu luang”. (HR. Bukhari no. 6412).
Dalam
hadist lain disebutkan Rasulullah shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda,
“Nikmat
yang pertama kali ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak adalah
ketika dikatakan kepadanya, “Bukankah Aku telah menyehatkan badanmu serta
memberimu minum dengan air yang menyegarkan?” (HR. Tirmidzi: 3358.
dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani).
Menurut
Indra Kusumah SKL, S.Psi dalam bukunya “Panduan Diet ala Rasulullah”, kesehatan
sering dilupakan, padahal ia seakan-akan bisa diumpamakan sebagai mahkota indah
di atas kepala orang-orang sehat yang tidak bisa dilihat kecuali oleh
orang-orang yang sakit.
Sepintas
masalah makan ini tampak sederhana, namun ternyata dengan pola makan yang
dicontohkan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Beliau terbukti
memiliki tubuh yang sehat, kuat dan bugar.
Ketika
Kaisar romawi mengirimkan bantuan dokter ke Madinah, ternyata selama setahun
dokter tersebut kesulitan menemukan orang yang sakit. Dokter tersebut bertanya
kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tentang rahasia kaum
muslimin yang sangat jarang mengalami sakit.
Seumur
hidupnya, Rasulullah hanya pernah mengalami sakit dua kali sakit. Pertama,
ketika diracun oleh seorang wanita Yahudi yang menghidangkan makanan kepada
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam di Madinah. Kedua, ketika
menjelang wafatnya.
Pola
makan seringkali dikaitkan dengan pengobatan karena makanan merupakan penentu
proses metabolisme pada tubuh kita. Pakar kesehatan selama ini mengenal dua
bentuk pengobatan yaitu pengobatan sebelum terjangkit penyakit atau preventif (ath
thib Al wiqo’i) dan pengobatan setelah terjangkit penyakit (at thib
al’ilaji).
Dengan
mencontoh pola makan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, kita
sebenarnya sedang menjalani terapi pencegahan penyakit dengan makanan (attadawi
bil ghidza). Hal
itu jauh lebih baik dan murah daripada harus berhubungan dengan obat-obat kimia
senyawa sintetik yang hakikatnya adalah racun, berbeda dengan pengobatan
alamiah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam melalui makanan dengan
senyawa kimia organik.
Beberapa
gambaran pola hidup sehat Rasulullah berdasarkan berbagai riwayat yang bisa
dipercaya, sebagai berikut:
1. Di
pagi hari, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam menggunakan siwak
untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi. Organ tubuh tersebut merupakan organ
yang sangat berperan dalam konsumsi makanan. Apabila mulut dan gigi sakit, maka
biasanya proses konsumsi makanan menjadi terganggu.
2. Di
pagi hari pula Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam membuka menu
sarapannya dengan segelas air dingin yang dicampur dengan sesendok madu asli.
Khasiatnya luar biasa. Dalam Al Qur’an, madu merupakan syifaa (obat)
yang diungkapkan dengan isim nakiroh menunjukkan arti umum dan menyeluruh. Pada
dasarnya, bisa menjadi obat berbagai penyakit. Ditinjau dari ilmu kesehatan,
madu berfungsi untuk membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus dan
menyembuhkan sembelit, wasir dan peradangan.
3. Masuk
waktu dhuha (pagi menjelang siang), Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
senantiasa mengonsumsi tujuh butir kurma ajwa’ (matang). Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallam pernah bersabda, “Barang siapa yang makan tujuh butir kurma,
maka akan terlindungi dari racun”.
Hal itu terbuki ketika
seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah pada sebuah
percobaan pembunuhan di perang khaibar. Racun yang tertelan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallam kemudian dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma.
Salah seorang sahabat, Bisyir ibu al Barra’ yang ikut makan tersebut akhirnya
meninggal, tetapi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam selamat dari
racun tersebut.
4. Menjelang
sore hari, menu Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak zaitun. Selain itu,
Rasulullah juga mengonsumi makanan pokok seperti roti. Manfaatnya banyak
sekali, diantaranya mencegah lemah tulang, kepikunan di hari tua, melancarkan
sembelit, menghancurkan kolesterol dan melancarkan pencernaan. Roti yang
dicampur cuka dan minyak zaitun juga berfungsi untuk mencegah kanker dan
menjaga suhu tubuh di musim dingin.
“Keluarga Nabi
shallallahu’alaihi wa sallam tidak pernah makan roti sya’ir sampai kenyang dua
hari berturut-turut hingga Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam wafat.”
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dan diriwayatkan pula oleh Muhammad
bin Basyar, keduanya menerima dari Muhammad bin Ja’far, dari Syu’bah, dari
Ishaq, dari Abdurrahman bin Yazid, dari al Aswad bin Yazid, yang bersumber dari
`Aisyah radhiallahu ‘anha.)
Sya’ir,khintah dan bur,
semuanya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan “gandum” sedangkan
sya’ir merupakan gandum yang paling rendah mutunya. Kadang kala ia dijadikan
makanan ternak, namun dapat pula dihaluskan untuk makanan manusia. Roti yang
terbuat dari sya’ir kurang baik mutunya sya’ir lebih dekat kepada jelai
daripada gandum.
“Sesungguhnya
Rasulullah bersabda: “Saus yang paling enak adalah cuka.”
Abdullah bin `Abdurrahman berkata : “Saus yang paling enak adalah cuka.”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Shal bin `Askar dan `Abdullah bin`Abdurrahman,keduanya menerima dari Yahya bin Hasan,dari Sulaiman bin Hilal, Hisyam bin Urwah, dari bapaknya yang bersumber dari `Aisyah radhiallahu ‘anha.)
“Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallam wafat.” bersabda : “Makanlah
minyak zaitun dan berminyaklah dengannya. Sesungguhnya ia berasal dari pohon
yang diberkahi.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Ahmad az
Zubair, dan diriwayatkan pula oleh Abu Nu’aim, keduanya menerima dari Sufyan,
dari ` Abdullah bin `Isa, dari seorang laki-laki ahli syam yang bernama Atha’,
yang bersumber dari Abi Usaid radhiallahu ‘anhu.)
5. Di
malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur-sayuran. Beberapa
riwayat mengatakan, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam selalu
mengonsumsi sana al makki dan sanut. Menurut Prof. Dr. Musthofa, di Mesir
deudanya mirip dengan sabbath dan ba’dunis. Mungkin istilahnya cukup asing bagi
orang di luar Arab, tapi dia menjelaskan, intinya adalah sayur-sayuran. Secara
umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguatkan daya
tahan tubuh dan melindungi dari serangan penyakit.
6. Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam tidak langsung tidur setelah makan malam.
Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk
lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna. Caranya juga bisa dengan
shalat.
7. Disamping
menu wajib di atas, ada beberapa makanan yang disukai Rasulullah tetapi tidak
rutin mengonsumsinya. Diantaranya, tsarid yaitu campuran antara roti dan daging
dengan kuah air masak. Beliau juga senang makan buah yaqthin atau labu air, yang
terbukti bisa mencegah penyakit gula. Kemudian, beliau juga senang makan buah
anggur dan hilbah (susu).
“Nabi shallallahu’alaihi
wa sallam memakan qitsa dengan kurma (yang baru masak).”(Diriwayatkan oleh
Isma’il bin Musa al Farazi, dari Ibrahim bin Sa’id, dari ayahnya yang bersumber
dari `Abdullah bin Ja’far radhiallahu ‘anhu.)
Qitsa adalah sejenis
buah-buahan yang mirip mentimun tetapi ukurannya lebih besar (Hirbis) “Sesungguhnya
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam memakan semangka dengan kurma (yang baru
masak)”(Diriwayatkan oleh Ubadah bin `Abdullah al Khaza’i al Bashri, dari
Mu’awiyah bin Hisyam,dari Sufyan, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang
bersumber dari `Aisyah radhiallahu ‘anha.)
8. Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam sering menyempatkan diri untuk berolahraga.
Terkadang beliau berolahraga sambil bermain dengan anak-anak dan cucu-cucunya.
Pernah pula Rasulullah lomba lari dengan istri tercintanya, Aisyah radiyallahu’anha.
9. Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam tidak menganjurkan umatnya untuk begadang.
Hal itu yang melatari, beliau tidak menyukai berbincang-bincang dan makan
sesudah waktu isya. Biasanya beliau tidur lebih awal supaya bisa bangun lebih
pagi. Istirahat yang cukup dibutuhkan oleh tubuh karena tidur termasuk hak
tubuh.
10. Pola
makan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ternyata sangat cocok
dengan irama biologi berupa siklus pencernaan tubuh manusia yang oleh pakar
kesehatan disebut circadian rhytme (irama biologis).
Fakta-fakta di atas menunjukkan pola makan Rasulullah
ternyata sangat cocok dengan irama biologi berupa siklus pencernaan tubuh
manusia yang oleh pakar kesehatan disebut circadian rhytme (irama biologis).
Inilah yang disebut dengan siklus alami tubuh yang menjadi dasar penerapan Food
Combining (FC).
Baca Juga: Tips Memilih Jasa Perawat Home Care Terbaik Di Indonesia
FC — atau kita kenal dengan istilah “food combining”
— adalah pola makan yang diselaraskan dengan ritme sirkardian (mekanisme
alamiah tubuh manusia). Metode ini tidaklah membatasi jenis makanan tertentu,
namun mengatur kombinasi makanan sehingga sesuai dengan kemampuan dan siklus
pencernaan tubuh. Dengan menerapkan metode ini diharapkan beban pencernaan akan
lebih ringan, tubuh dapat menyerap nutrisi secara sempurna, racun dapat
dikeluarkan dari tubuh, dan sisa energi untuk pencernaan dapat disalurkan bagi
perbaikan organ tubuh lainnya.
Dalam pola makan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, kita mengenal istilah “food balancing” (menyeimbangkan sifat
yang berlebih dari suatu makanan dengan lawannya). Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam tidak membatasi diri pada suatu makanan sehingga
tidak makan selainnya. Ini artinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menyantap berbagai varian makanan secara berimbang. Makanan
yang dibatasi pada satu atau jenis makanan tertentu tidak baik dari sisi
keseimbangan tubuh, yang dapat mengakibatkan tubuh kehilangan keseimbangan
sehingga berujung pada rusaknya kesehatan. Jika salah satu makanan memerlukan
penyeimbang (balancing) maka beliau akan makan penyeimbangnya (balancer),
seperti panasnya kurma beliau seimbangkan dengan semangka atau mentimun yang
bersifat dingin. (Imam Ibnul Qayim Al-Jauziyah dalam Zadul Ma’ad fi Hadyi
Khayril ‘Ibad)
Beberapa faedah yang disebutkan Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam Al-Qur’an dan as-sunnah:
1. Buah utruj,
semacam jeruk (citron)
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَثَلُ
المُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ الأُتْرُجَّةِ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا
طَيِّبٌ
“Perumpamaan
orang mukmin yang membaca Al-Qur’an seperti limau, rasanya manis dan aromanya
harum.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Semangka
(biththikh)
Dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau makan semangka
dengan kurma muda seraya bersabda,
كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” يَأْكُلُ الْبِطِّيخَ بِالرُّطَبِ
فَيَقُولُ: نَكْسِرُ حَرَّ هَذَا بِبَرْدِ هَذَا، وَبَرْدَ هَذَا بِحَرِّ هَذَا
“Kami
memecah panasnya ini (kurma muda) dengan dinginnya ini (semangka) dan dinginnya
ini (semangka) dengan panasnya ini (kurma muda).” (Sunan Abu Dawud; dinilai
shahih oleh Syaikh Al-Albani)
3. Mentimun
(qitstsa)
Dari
Abdullah bin Jafar,
رأيت
النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يأكل القثاء بالرطب
“Aku
melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam makan mentimun dengan ruthab (kurma
muda).”(HR.Bukhari dan Muslim)
4. ‘Ajwah (kurma
‘ajwa)
Dari
Jabir dan Abu Said bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
العَجْوَةُ
مِنَ الجَنَّةِ وَفِيهَا شِفَاءٌ مِنَ السُّمِّ، وَالكَمْأَةُ مِنَ المَنِّ وَمَاؤُهَا
شِفَاءٌ لِلْعَيْنِ
“Kurma
‘ajwah berasal dari surga, ia merupakan penangkal racun, daging buahnya manis,
yang airnya merupakan obat mata.” (HR. An-Nasa’i dan Ibnu Majah)
5. Tin
وَالتِّينِ
وَالزَّيْتُونِ
“Demi
(buah) Tin dan (buah) Zaitun.” (QS. At-Tin:1)
6. Cuka
(khall)
نِعْمَ
الْإِدَامُ الْخَلُّ
“Sebaik-baik
lauk adalah cuka.” (HR. Muslim)
7. Delima
(rumman)
فِيهِمَا
فَاكِهَةٌ وَنَخْلٌ وَرُمَّانٌ
“Di
dalam keduanya (ada macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima.” (QS.
Ar-Rahman:68)
8. Minyak
zaitun
ائْتَدِمُوا
بِالزَّيْتِ، وَادَّهِنُوا بِهِ، فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ
“Berlauklah
dengan minyak zaitun dan jadikanlah ia sebagai minyak oles, karena ia berasal
dari pohon yan diberkahi.” (HR. Ibnu Majah)
9. Jahe
(zanjabil)
وَيُسْقَوْنَ
فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنْجَبِيلًا
“Di
dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah
jahe.” (QS. Al-Insan:17)
10. Ikan
(samak)
أُحِلَّتْ
لَكُمْ مَيْتَتَانِ وَدَمَانِ، فَأَمَّا الْمَيْتَتَانِ، فَالْحُوتُ وَالْجَرَادُ،
وَأَمَّا الدَّمَانِ، فَالْكَبِدُ وَالطِّحَالُ
“Dihalalkan
bagi kalian dua bangkai dan dua darah: ikan dan belalang, hati dan limpa.”
(HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah)
11. Pisang
وَطَلْحٍ
مَنْضُودٍ
“Dan
pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya).” (QS. Al-Waqi’ah:29)
12. Anggur
Disebutkan
bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah makan anggur
dan semangka. Anggur disebutkan di enam tempat dalam kitabullah, di antaranya
Al-Baqarah ayat 266.
أَيَوَدُّ
أَحَدُكُمْ أَنْ تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا
الْأَنْهَارُ لَهُ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَأَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ
ضُعَفَاءُ فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ
اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ
“Apakah
ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam
buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai
keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang
mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepada kamu supaya kamu memikirkannya.” (QS. Al-Baqarah:266)
13. Daging
Kambing
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
اتخذوا
الغنم فإن فيها بركة
“Peliharalah
(manfaatkan) oleh kalian kambing kerana di dalamnya terdapat barakah” [HR.
Ahmad, dishahihkan oleh syaikh Al-Albani dalam As-Silsilah
As-Shahihah 2/417]
Selain
daging kambing, keberkahan juga ada pada susu dan kulitnya. Susunya bisa
diminum serta kulitnya bisa dijadikan bahan kain atau pakaian. Ahli tafsir Al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan,
وجعل
البركة في الغنم لما فيها من اللباس والطعام والشراب وكثرة الأولاد، فإنها تلد في العام
ثلاث مرات إلى ما يتبعها من السكينة، وتحمل صاحبها عليه من خفض الجناح ولين الجانب
“Allah
telah menjadikan berkah pada kambing di mana kambing bisa dimanfaatkan untuk
pakaian, makanan, minuman, banyaknya anak, karena kambing beranak tiga kali
dalam setahun, sehingga memberikan ketenangan bagi
pemiliknya. Kambing juga membuat pemiliknya rendah hati dan
lembut terhadap orang lain”. [Al-Jami’ li Ahkaamil-Qur’an, 10/80, Darul
Kutub Al-Mishriyah, Koiro, 1384 H, Asy Syamilah]
14. Sayur
rebus (silqh)
Ummi
Al-Mundzir berkata bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mampir
ke rumahnya bersama Ali yang baru saja sembuh dari suatu penyakit. Maka mereka
makan beberapa tandan kurma. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kemudian
berkata kepada Ali, “Jangan, Ali! Engkau baru saja sembuh.” Ali berhenti
makan. Kemudian Penulis membuatkan barli dengan silqh dan
menghidangkannya kepada mereka. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berkata
kepada Ali,
يَا
عَلِيُّ أَصِبْ مِنْ هَذَا فَهُوَ أَنْفَعُ لَكَ
“Wahai
Ali, makanlah, karena ini lebih baik bagimu.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud)
15. Daging
panggang (syawiyy)
Allah
berfirman tentang kisah Nabi Ibrahim alaihis salam ketika
menerima tamu,
فَمَا
لَبِثَ أَنْ جَاءَ بِعِجْلٍ حَنِيذٍ
“Dan
ia (Ibrahim) bersegera melayani mereka dengan daging anak sapi yang dipanggang.”
(QS. Hud:69)
Catatan
penulis: masih terdapat beberapa makanan lainnya yang belum dicantumkan.
Antara
kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan panduan dalam
FC, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya mengonsumsi
sesuatu yang pada umumnya ada di derahnya. Beliau tidak pernah bersusah payah
mencari sesuatu yang tidak ada di daerahnya. Adapun FC menghimbau untuk
mengonsumsi makanan lokal, karena semakin dekat dengan tempat panen, maka
semakin baik pula kondisi sayur/buah.
Salah
satu cara nabi menjaga kesehatannya yaitu dengan mengonsumsi buah-buahan.
Karena buah-buahan akan menjadi obat apabila dikonsumsi dengan semestinya.
Allah telah menyiapkan buah-buahan yang cocok untuk daerah masing-masing. Nabi
biasa makan buah-buahan hasil panen negerinya pada musimnya dan beliau tidak
berpantang. Adapun FC menghimbau untuk mengonsumsi makanan lokal, karena
semakin dekat dengan tempat panen, maka semakin baik pula kondisi sayur/buah.
Termasuk
kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
makan buah-buahan di negerinya yang sedang musim. Hal itu termasuk memelihara
kesehatan karena Allah melimpahkan suatu jenis buah-buahan dalam jumlah yang
besar supaya bisa dikonsumsi dan bermafaat untuk hamba-Nya. (Zadul Ma’ad)
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam menyukai dan minum madu, tetapi tidak setiap hari. Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam tidak mencampur susu dengan daging. Perkataan Ibnul
Qayyim dalam Ath-Thibbun Nabawi, hlm. 228—229, “Barang siapa yang mencermati
tentang makanan dan segala sesuatu yang dimakan oleh Rasulullah, pasti dia akan
mendapati bahwa Rasulullah tidak pernah menggabungkan antara susu dengan ikan
atau antara susu dengan makanan masam. Bila susu bertemu dengan yang masam akan
menyebabkan penggumpalan, pemicu iritasi pencernaan.” Adapun dalam juklak
(petunjuk pelaksanaan) FC, susu dan daging bukanlah kombinasi serasi.
Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam tidak pernah mencampurkan makanan yang sulit dicerna
dengan yang mudah dicerna. Dalam FC, makanan yang mudah dicerna adalah
buah-buahan (30 menit). Buah-buahan tidak serasi jika dikonsumsi dengan makanan
lainnya yang sulit dicerna, misalnya karbohidrat (yang membutuhkan lebih dari 2
jam untuk dicerna), protein hewani (3 jam dan bahkan bisa lebih dari itu).
Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam tidak memakan makanan yang segardengan makanan yang
diawetkan. Dalam FC pun demikian. Tidak memakan susu dengan telur. Dalam FC,
keduanya memang bukan kombinasi serasi.
Tidak
memakan daging susu. Dalam FC, keduanya memang bukan kombinasi serasi. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam tidak makan makanan yang dibusukkan dan digarami,
misal: asaman, asinan, manisan (sejenis tape, manisan buah dll) karena makanan
ini berbahaya dan elahirkan gangguan kesehatan atau merusak keseimbangan tubuh.
Dalam FC, kedua jenis tersebut memang bukan kombinasi serasi.
Beberapa
hal yang ditulis oleh Ibnu Mawasiah (Masuyah) dalam
kitab Al-Mahadzir sangat baik untuk dinukil secara harfiah:
“Barang
siapa memakan susu dengan jus buah sekaligus lalu terkena penyakit kusta atau
encok, hendaklah ia menyalahkan dirinya sendiri.”
“Barang
siapa yang memakan telur rebus dingin lalu terkena asma, hendaklah menyalahkan
dirinya sendiri.”
“Jangan
makan telur dan ikan asin bersamaan karena dapat menyebabkan mencret atau
ambeien dan sakit gigi.”
“Terlalu
banyak makan telur dapat menimbulkan gatal-gatal pada wajah.”
“Memakan
yang asin-asin, ikan asin atau melakukan gurah sesudah mandi dapat menyebabkan
panu dan eksim.”
Sehat
bagi orang bertakwa lebih baik daripada kaya harta. Karena kata para ulama
bahwa sehatnya jasad bisa menolong dalam beribadah. Jadi sehat sungguh nikmat
yang luar biasa. Rajin bersyukurlah pada Allah tatkala diberi kesehatan
walaupun mungkin harta pas-pasan. Rajin-rajinlah bersyukur dengan gemar lakukan
ketaatan dan ibadah yang wajib, maka niscaya Allah akan beri kenikmatan yang
lainnya. Syukurilah nikmat sehat sebelum datang sakit.
Sabda
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
اِغْتَنِمْ
خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ
سَقَمِكَ ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ ، وَفِرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ ،
وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkanlah
lima perkara sebelum lima perkara: waktu mudamu sebelum masa tuamu, waktu
sehatmu sebelum waktu sakitmu, waktu kayamu sebelum waktu fakirmu, waktu
luangmu sebelum waktu sibukmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu.” (HR. Al
Hakim dalam Al Mustadrok, 4/341, dari Ibnu ‘Abbas. Hadits ini shahih sesuai
syarat Bukhari-Muslim)
Selalulah
menjaga kesehatan dengan tidak malas bekerja dan tidak terlalu banyak makan dan
minum. Barang siapa yang ingin sehat, hendaklah ia mengatur makanannya dengan
baik.
Referensi
: www.eramuslim.com
muslimah.or.id
rumaysho.com
almanhaj.or.id
Barakallah,Jazakallahu khayran.
BalasHapusWaiyyakum jazakillahu khayran
Hapus